Senin, 27 Januari 2014

Cinta Dalam Hati




‘’selalu ada di dekatmu aku bahagia,
tanpa harus memilikimu’’
            aku sudah bukan putih biru lagi , sedikit lega melepas jabatan SMP dari hidupku . memulai langkah baru putih abu – abu .
            menghirup aroma udara putih abu –abu , terasa sejuk di awal . masa orientasi siswa telah usai dengan sederhana mengukir secuil kenangan yang sedikit manis .
            kelas Xc,
            awal perjalananku di putih abu – abu , sudah banyak aku mengenal teman – teman seperjuanganku . banyak ragam penampilan mereka,sepertinya tak perlu dipermasalahkan.
            “perkenalkan , nama saya Naufal Rafi biasa dipanggil Naufal, saya berasal dari SMP 4 Moyudan “
            Sepintas perkenalan singkat di depan kelas.sepertinya teman – teman antusias menyimak perkenalanku.
            Aku memilih bangku belakang , alasannya karena aku merasa nyaman duduk di belakang , bebas berekspresi , berkreasi , tepatnya aku senang menyendiri.
            Mula – mula , kedua mataku sibuk menyapu seisi ruang kelas untuk mengetahui situasi dan kondisi kelas baru.biiip.. sapuan mataku terhenti pada seorang gadis manis , entah siapa dan dari mana asalnya .aku hanya memperhatikannya dari kejauhan . Dia duduk di bangku kedua , rambutnya lurus pirang terikat rapi  , lesung pipinya terkadang muncul sesekali saat ia tersenyum .
            “Nida !!!”
            Teriak salah seorang cowok dari balik pintu. Seketika , sang pemilik nama Nida tersebut menghampiri sumber suara yang memanggil namanya ..Ooh , cewek tersebut bernama Nida . ya , Nida . nama yang pantas untuknya .
            Sedikit bosan rasanya berada di kelas ini . masing – masing sibuk berkenalan . kurasa aku tak perlu repot – repot bertanya nama satu persatu , toh lama kelamaan pasti akan kenal dengan sendirinya .
            “hey , Naufal ya ? kenalin , aku wildan “
            Sapa salah seorang temanku sambil mengulurkan tangannya . aku membalas uluran tangannya seraya berkata
            “ya”
            Tatapan mata Wildan yang mula – mula penuh ambisi mendadak redup setelah mendengar jawabanku . ada yang salah dari aku ? sepertinya tidak .Seketika Nida tersenyum tipis dan membalik badan meninggalkanku .  kembali aku duduk sendiri .
            Kemana gadis bernama Nida tersebut ?
            Kriiing.. Kriing
            Dua kali dering lonceng berbunyi tanda usai istirahat . kanan , kiri , depan , belakang , atas , bawah , uups!! Aku menemukan sosok Nida kembali.
            Beriringan dengan guru fisika , Nida berjalan . sepertinya mereka asik membahas sesuatu.
            Yah , dengan muka polosnya , Nida menempati tempat duduknya tanpa sedikitpun melirik ke arahku.lumayan cuek juga cewek berambut pirang tersebut.tak ada bosan – bosannya aku menatap Nida,yah walaupun hanya dari belakang.
            Tak kuasa aku belajar fisika.sungguh, ini pelajaran paling rumit dalam sejarah perjalanan selama aku sekolah.andai saja , pelajaran IPA dapat dihapuskan , senangnya dalam hati .
            Daripada memperhatikan pelajaran yang kurang jelas asal – usulnya , lebih baik aku menghayal setinggi – tingginya.
            Aku berangan –angan ...
            Andai saja saat ini aku dapat duduk di samping Nida,sedikit berdiskusi tentang asal – usul fisika,memecahkan kasus rumit fisika,menemukan penemuan baru yang menggemparkan dunia,pergi bersama keluar angkasa,meneliti asal-usul terbentuknya jagat raya,memetik bintang ,ups!!terlalu berlebihan , kata Ariel , ini namanya khayalan tingkat tinggi , bahasa kerennya sih katete.
            Kapan bel pulang sekolah terdengar ?
            “now,time is introduce your self, YOU !”telunjuk guru itu tepat mengarah ke mukaku . wah Bahasa Inggris ? kenapa harus aku yang jadi pembuka perkenalan ?
            Sebenarnya aku merasa bosan karena harus memperkenalkan diri setiap pergantian pelajaran.kurasa, semua teman – teman merasakan apa yang aku rasakan .
            Dengan segenap rasa percaya diri yang tinggi ,aku melangkah menuju hadapan teman – temanku
            “okee my friends , i want introduce my self , my name is ... “
***
            Satu minggu berlalu amatlah sederhana . sepertinya, aku sudah mulai mengenal , tepatnya mengetahui nama teman – temanku.
            Nida ..
            Cewek cuek tak banyak bicara itu sepertinya belum mengenalku , mungkin suatu saat dia akan mengenalku dengan sendirinya. Aku sudah mengaguminya sejak pertama kali aku duduk di kelas ini .
            Sepertinya rasa kagumanku tak perlu diungkapkan . biarlah waktu yang akan mengungkapkannya.
            “baiklah anak – anak , sekarang saatnya tugas kelompok , saya akan membagikan kelompok kerja”
            Aku sangat berharap satu kelompok dengan Nida , kelompok 1 terlampau tanpa disebut namaku maupun nama Nida , kelompok 2 , kelompok 3 , hingga tiba kelompok 4.
            “kelompok 4 : Naufal  , Ela , Diwa , Icha segera membentuk kelompok ! “
            Pupus sudah harapanku satu kelompok dengan Nida , kekecewaan mendalam , semoga kedepannya tidak seperti ini .
            Sampai detik ini , aku masih belum tau jalan pikiran Nida , dia merupakan gadis penuh misteri . tingkah lakunya sulit ditebak . Dia juga bukan seperti para gadis  sebayanya , dia terlihat lebih bersikap dan berfikir dewasa nyaris tak terlihat sifat kekanak – kanakannya (untuk saat ini) .
            Aku belum pernah sekalipun berbicara langsung dengan Nida, mungkin nyaliku terlalu kecil untuk berani mendekati Nida  , aku hanya ingin sekedar mengaguminya saja.
            Memang benar sih , hidup kita ini seperti memerankan sebuah teater . dalam peran tersebut , aku ingin menjadi sosok yang luar biasa tanpa harus banyak berkorban  . tak perlu terlalu repot yang penting simple dan clear .
            Tapi sepertinya keinginanku tak sejalan dengan keadaanku sekarang . sepertinya , aku harus sedikit berkorban untuk mendapatkan seorang Nida .
            Fikry ,
            Teman dekatku di Sekolah ini , perjalanan hidupnya tak seburuk diriku. Dia telah berhasil memporak porandakan hati seorang gadis bernama Azka dengan sedikit gaya playboynya . beruntung juga temanku ini , sepertinya aku harus banyak belajar dari dirinya .
            “gimana kabar lu fal ?”
            “baik aja boss !! ada apa niih ? tumben banget “
            “enggak , gua heran aja ma temen gua nih udah SMA masih aja jomblo . padahal muka lu keren juga . cakepan elu mah dari pada gua !”
            Jleb!! nusuk banget omongan bocah Bandung ini . tapi bener juga yaa . kalo masalah tampang sih kayaknya dia nggak terlalu oke tapi manis di bibir sih iya .
            ”gua mah belum saatnya mas bro !! kalo udah ada gua kasih kabar ke elu dah ! “
            “wookeh bro! Bidikan lu sekarang siapa ?? kelas apa ?”
            Oouw , pertanyaan yang menyakitkan . kasih tau nggak ya ? biar waktu yang  akan menjawab .
            “Rahasia dund !! “
            Tanpa pikir panjang , aku segera lari meninggalkan Fikry sendiri . aku tak ingin ada orang lain yang tau perasaanku kepada Nida , biar aku simpan dalam – dalam perasaan ini .
***
            Satu Minggu berlalu kembali
            “Fal , gua putus ama Azka “
            pasti Fikry , lagi – lagi dia .. baru dua minggu jadian dengan Azka , eh putus lagi . tampangnya sih seperti membutuhkan bantuan .
            “so ?? gua harus jalan dari sini ke rumah lu trus ngetok pintu , nunggu ada yang buka pintu , trus gua masuk sambil guling – guling di depan nyokap lu cuma buat bilang WAW !! Fikry putus ma Azka ?? gak lucu tau . elunya sih gak perhatian , waktu pedekate aja lu baik – baikin Azka , eh udah jadian , lu terlantarin gitu aja “
            Sepertinya kata – kataku ini sedikit mengetuk pintu hati Fikry , tapi tidak tahu apakah pintu hatinya akan terbuka ?
            “iya juga sih Fal , tapi gua gak putus asa ! gua mau cari yang lebih daripada si Azka ! “
            Wadhuuh !! ni bocah serakah amat yaaak ?? putus satu tumbuh seribu  .  yah semoga Fikry cepat dapat cewek baru supaya aku tak jadi pelampiasannya . hanya satu harapanku , semoga Fikry tidak membidik Nida.
            Kriiing .. kriiing ..
            Bel usai istirahat terdengar , dengan saling mengadu telapak tangan , aku kembali ke kelas Xc dan Fikry menuju ruang kelas ujung , tepatnya Xd .
            Sepanjang perjalanan menuntut ilmu , tak ada bosannya aku memperhatikan tiap gerak – gerik Nida . dia memang terlihat dewasa , misterius , tidak seperti cewek pada umumnya . simple orangnya tak mau ambil pusing dan tak banyak bicara mengenai hal – hal yang menurutnya kurang penting daya tarik utamanya adalah rambutnya yang nampaknya tidak pernah ia terlantarkan begitu saja seperti remaja cewek pada umumnya .
Kenyataan menyakitkan .
            Fikry , teman yang aku anggap baik selama ini . sekarang , mulai saat ini sudah resmi menjadi pangeran cinta Nida . entah dari mana mereka mulai hubungan itu . yang terpenting saat ini , aku tak ingin Fikry mengetahui perasaanku selama ini . aku simpan dalam – dalam perasaan yang selama ini aku rasakan .
            mencoba melupakannya ..
            “eh Fal , lu tau gak ? kayaknya gua gak salah pilih cewek deh , habisnya Nida tuh nyenengin banget orangnya . apalagi kalo dia itu nyanyi , serasa deg-degan . suaranya menggetarkan hati . wuuh !! beruntung banget gua  rasanya . “
            “wah slamat yaa . kalo di kelas , gua juga liat dia kayaknya asik kok orangnya “
            Jleb!..
            Aku menyadari kodratku sebagai laki – laki . tak mungkin aku menangis hanya karena iri dengan teman baikku sendiri. Mungkin jika aku cewek , aku sudah lari ke toilet dengan menggenggam tisu toilet sebagai sarana menghapus air mata dan kembali keluar toilet dengan mata memerah bengkak .
            “gituu dong bro ! gua nitip Nida ya . Gua percaya ama elu, jagain dia kalo gak ada gua . Soalnya lu tau sendiri kan ? gua ni kan orang penting , jadinya sibuk .. hahhaha “
            “okedeeeh , tapi elu juga harus bisa jaga Nida baik – baik , soalnya gua ngerasa dia nggak kayak cewek biasanya . sebisa mungkin elu jaga dia ya “
            “ehh kok malah elu yang nasehatin gua sih . udah udah yook “
            Perasaan sakit ini semakin mendalam ketika aku harus berada di kelas ini , mencuri kesempatan melirik ke arah Nida , tanpa berani berucap . aku berfikir mungkin dia merasa risi akan tingkahku . tapi aku hanya ingin memastikan Nida baik – baik saja dalam jarak 3 meter dari aku . aku hanya ingin menjaga Nida untuk Fikry . semoga mereka berhasil mencapai puncak kejayaan .
“ kantin Nid ! “ sapaku saat Nida termenung di bangku seorang diri . entah apa yang ia pikirkan , aku tak ada hak untuk mengetahuinya .
“iyya , ntar aku nyusul “
hingga saat ini, perasaan ini tak kunjung lenyap . masih setia hinggap menghantui hati kecilku. Bagaimana aku mencoba bertahan dalam keadaan seperti ini ? perasaan kagumku telah berpaling menjadi rasa sayang . aku sayang dia .
Tuhan , izinkan aku mengubur dalam – dalam perasaan ini . jangan Kau biarkan rasa ini melebihi batas . Nida dan Fikry tengah bahagia menikmati masa remajanya, sedangkan aku saat ini hanya meratapi masa remajaku .
            Mungkin nyali dalam diri ini terlalu kecil untuk menyatakan perasaanku , aku terlalu pesimis . seperti kata pepatah , bagi orang pesimis , kegagalan bukan merupakan tantangan, karena orang pesimis terlalu pasrah dengan keadaan ..
            ‘’ gimana ama Nida , Fik ?’’ sapaku saat makan siang di kantin .
“wah , baik kok Fal . Nida kayaknya orangnya setia deh , tapi masalahnya dia sering melamun . giliran ditanya kenapa , dia selalu ngalihin pembicaraan . emangnya kenapa sih tu anak ?”tanya Fikry penasaran .
            “mmh,sory Fik . gua nggak tau masalah itu . lagian gua kan nggak berhak tau , and nggak pengen tau .” jawabku
“iyya deh gua juga ngerti kok , gua lagi berusaha cari tahu dari temen Nida. Tapi masalahnya gua gak tahu temen deketnya Nida itu siapa.”
“mmh , gua jarang liat dia maen ama anak anak. Nida kayaknya lebih sering sendiri deh” jawabku sambil memutar-mutar bola mata seraya flash back kegiatan Nida di kelas.
***
            Genap satu minggu tak ada kabar dari Nida , satu minggu itupun bangku kedua kelas Xc pun kosong . kabar simpang siur mulai beredar dari kabar Nida pergi ke luar negeri hingga kabar Nida putus sekolah . entah mana yang harus dipercaya .
            Seperti biasa , rutinitas Fikry selama satu minggu terakhir ini adalah merenung di bawah pohon mangga tiap istirahat. Kalau boleh jujur , sebenarnya aku lebih galau dari Fikry , hanya saja aku tak ingin menampakkannya di depan umum .aku begitu penasaran dengann keadaan Nida sekarang , anehnya tak ada satu orangpun yang berhasil menghubunginya. Termasuk aku.
            Akupun tak menghiraukan ketika sedan metalic masuk halaman Sekolah saat istirahat dan aku baru akan menghiraukan saat gadis yang aku kagumi selama ini muncul dari mobil. Aku lekatkan pandanganku pada sosok yang slama ini aku nantikan cintanya hingga habis bayangnya memasuki kantor kepala Sekolah .
            Benar – benar di luar dugaan . ternyata hari ini adalah hari terakhir aku dapat melihatnya . Mulai hari ini , sekretaris kelas Xc telah resmi mencoret nama Nida Cantika dari daftar absen murid Xc . dan kurasa semuanya telah melupakan Nida . kecuali aku.
            Aku terus saja mengingatnya . Perpisahan ini menyisakan luka dalam diam . pertemuan ini begitu singkat , sangat singkat . sebisa mungkin aku pendam rasa ini hingga aku dapat melupakannya .
Entah kapan aku akan bertemu dengannya dan kapan dia akan membalas rasa ini . Sungguh , aku tak pernah merasakan ini sebelumnya . Rasa yang tulus dari hati . Kabar terakhir mengisahkan bahwa Nida telah beranjak ke Medan , kampung Batak dan aku tak pernah bertemu lagi dengannya hanya saja melalui facebook aku dapat melihat foto profilnya , karena aku sadar diri bahwa aku bukan siapa-siapa dia , hanya pengagum rahasia yang menyimpan cinta dalam hati .